Sebagai mahluk sosial sewajarnya kita saling menyapa dan menanyakan  kabar tentang keadaan kawan kita, gimana kabar ente, kemana aja kok gak  pernah eksis lagi, lama kita gak bersua, mau kemana dan dari mana tadi?
Dari beberapa contoh ungkapan kalimat tanya di atas, pertanyaan terakhir  “mau kemana dan dari mana” adalah pertanyan yang sangat sering  diungkapkan dalam keseharian kita, basa-basi model ini telah menjadi  pertanyaan wajib ketika kita bertemu kembali dengan kawan yang baru saja  meninggalkan kita untuk sekedar keluar memenuhi hajatnya. 
Disadari atau tidak pertanyaan “dari mana dan mau kemana” adalah  pertanyaan yang memancing bahkan memaksa kawan kita untuk berbohong  dengan memberikan jawaban yang tidak benar. karena ungkapan ‘dari mana  dan mau kemana’ adalah pertanyaan yang sudah masuk kedalam privasi  mereka yang seharusnya kita tinggalkan dan tidak kita ketahui.  Bagimanapun jika kawan kita menjawab dengan jujur maka bisa saja jawaban  tersebut akan menguak sebuah rahasia, aib atau kejelekan yang  seharusnya ditutup-tutupi kecuali bagi mereka yang urat malunya sudah  terputus. Bagaimana mau jujur jika tempat yang akan atau telah  dihampirinya adalah tempat yang tidak layak atau merendahkan martabat  mereka. 
Oleh karena itu pertanyaan “dari mana atau mau kemana” adalah pertanyaan  yang seharusnya kita hapus dalam kamus basa basi kita dan menggantinya  dengan kata sapaan lainnya seperti: “selamat pagi, selamat malam,  selamat siang, atau sapaan yang paling simpel saja “apa kabar?” toh  dengan ungkapan-unghkapan pengganti ini keakraban kita dengan mereka  tidak menjadi renggang bahkan malah lebih baik karena ungkapan tersebut  tidak terlalu masuk ke ranah privasi mereka.
Hmmm… apakah teman-teman setuju dengan argumen diatas, adakah solusi  lain agar mereka ( kawan kita) tidak terpaksa berdosa karena telah  berbohong kepada kita ?, jika tidak ada solusi lain maka mulai detik ini  biasakan dan gantilah ungkapkan basa-basi”dari mana dan mau kemana”  dengan pertanyaan: “ Apa kabar?”
sulit kah.?
“ Barang siapa percaya kepada Tuhan dan hari akhir maka bicaralah baik atau diam” ( al-hadis)
mari renungkan dan biasakanlah berkata baik...tanpa basa-basi menipu
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8190894